Judul : Zero to Hero : Mendahsyatkan Pribadi Biasa Menjadi Luar Biasa
Penulis : Solikhin Abu Izzudin
Penerbit : Pro-U Media Yogyakarta
Tahun Terbit : 2006
ISBN : 979-25-1922-X
Jumlah Halaman : 300 Halaman
Ukuran : 11,7 x 20 cm
Dalam Buku Zero to Hero ini banyak mengambil kisah-kisah orang-orang yang sukses, baik itu sukses dunia maupun sukses dunia akhirat seperti Imam Syafi’I yang pada usia 15 tahun telah menduduki jabatan mufti (semacam hakim agung) di kota mekkah, Hellen Killer seorang doktor yang buta, tuli dan bisu. Dr. W. Warsito seorang anak desa yang masa kecilnya sering menggembala ternyata bisa mengantarkannya berkeliling dunia karena sebagai penemu Topografi dan scan empat dimensi. Kita akui kita orang biasa. Banyak keterbatasan, kekurangan, kelemahan, kegagalan, kemalasan, dan sebagainya. Itu bukan masalah. Bagaimana di tengah keterbatasan itu kita dahsyatkan diri agar lahir prestasi tinggi. Itulah kepahlawanan sejati. Zero to hero
Intisari yang menonjol dari buku tersebut yaitu tentang Manajemen Waktu, yang mana Memanfaatkan momentum dengan baik sama dengan berprestasi karena apabila mengacu dalam Alquran surat Al-Ash ayat 1-3 yang mana Alloh SWT berfirman “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasehat-menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran” akan didapati bahwa surat ini merupakan intisari bahwa hidup adalah kumpulan waktu. Yang tidak mampu menggunakan waktu dialah orang yang dijamin bakal merugi.
Dari segi bahasanya, bahasa yang digunakan dalam buku ini lebih ke bahasa gaul anak remaja zaman sekarang ini. Sehingga menambah ketertarikan dan membuat orang ketagihan untuk membaca buku. Buku ini terkesan lebih menarik dengan adanya bait-bait puisi ataupun pantun yang ada di dalamnya. Misalnya seperti ini :
Gunung kan kudaki
Lautan kan kusebrangi
Sawah-sawah kucangkuli
Lapangan pun kan kusapu tiap hari
Asal sukses dapat kuraih
Dengan didukung kisah-kisah orang yang sukses, buku zero to hero lebih mudah dipahami dan dicerna oleh pembacanya sehingga dapat mengambil ibrah dari kisah tersebut. Namun perlu diingat bahwa tidak cukup sekali atau dua kali untuk membaca buku ini akan tetapi perlu diulang-ulang, direnungi, dikaji dan diselami kata-katanya kemudian gunakan untuk meledakkan kebaruan dan kemajuan hidup kita.
Namun, selain kelebihan buku ini juga memiliki kekurangan. Misalnya seperti banyaknya pengulangan beberapa hal yang disampaikan sebelumnya. Dalam hal EYD, dalam halaman 112-113 terdapat kata yang kurang lengkap seperti kata hrus yang seharusnya harus, kemudian kata mampy yang seharusnya mampu. Itu yang menjadi catatan supaya nantinya tidak terjadi kesalahan kembali. Namun yang jelas buku “ Zero to Hero : Mendahsyatkan Pribadi Biasa Menjadi Luar Biasa” sangat layak sebagai buku konsumsi motivasi sehari-hari untuk kehidupan kita. Dengan buku ini, akan memperoleh kiat-kiat suksesnya dan hikmah-hikmah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar