Jumat, 10 Desember 2010

Blue Atom Raih IBA Award 2010

Pengembang antivirus Blue Atom, Vincencius Alvin Leonarno meraih penghargaan Indonesia Berprestasi Award Tahun 2010. Pelajar SMP asal Surabaya ini meraih award untuk kategori Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Pada IBA 2010 yang diselenggarakan XL, terdapat empat kategori yakni ilmu pengetahuan dan teknologi, sosial kemasyarakatan dan kewirausahaan yang dimenangkan Masril Koto dari Bukittinggi, Seni dan budaya yang dimenangkan Eko Supriyanto dari Solo, sementara untuk kelompok dimemangkan portal Kasak Kusuk (Kaskus).

Yang menarik, pada IBA 2010 Dewan Juri memberikan award khusus The Most Dedicated Person, kepada Drajat Ginanjar, pendiri Rumah Cemara. Rumah Cemara adalah panti rehabilitasi untuk penderita Aids dan ketergantungan obat (narkoba).

Salah seorang juri IBA 2010, Prof Dr Umar Anggara Jeni mengaku bangga dengan sukses Alvin. ''Antivirus yang dikembangkan telah digunakan di banyak negara. belasan ribu orang telah menggunduh antivirus produk dalam negeri ini. Alvin telah memulai sebuah langkah besar, '' kata Umar.

Mantan ketua LIPI ini menambahkan prestasi Alvin sangat membanggakan, karena ia mampu menghasilkan sebuah karya besar dalam usia 15 tahun. '' Penemuan Thomas Alfa Edison dimulai saat ia berusia 12 tahun. Alvin membuat karya besar pada usia 15 tahun. Semoga Alvin menjadi Thomas Alfa Edison Indonesia,'' ujar Umar.

Blue atom dikembangkan Alvin sejak September 2009. Virus yang bisa diunduh tanpa biaya ini, memiliki kemampuan mendeteksi sebanyak 400.000 virus, baik produk lokasl maupun international. Peranti lunak ini telah mendapat respon positif. Setidaknya Blue Atom telah diunduh 17.561 perngguna.

Blue Atom telah mendapat garansi 100 persen clean dan mendapat predikat empat bintang --dari skala lima bintang--, dari Softpedia. Alvin telah melakukan up date dengan merilis versi terbaru, yakni Blue Atom Antivirus Hybrid System 2.00.08.

Sumber :

Repulika.co.id

Blue Atom (AntiVirus Buatan Anak Bangsa Indonesia)


Blue Atom Antivirus banyak digemari pengguna komputer. Selain karena ukurannya mini, 2,5 megabyte (MB), kemampuannya mendeteksi virus juga tak kalah dari antivirus lainnya. Blue Atom kemudian dikembangkan semakin canggih, dan namanya berubah menjadi Blue Atom Antivirus 2010 Hybrid System 2.00.08. Memorinya pun bertambah menjadi 4,8 MB. Dalam situs Softpedia.com, Blue Atom telah diunduh 17.561 pengguna, Jumat pekan lalu.

Blue Atom mendapat garansi 100% clean dari Softpedia pada 19 Oktober lalu. "Bisa mendeteksi hingga 400.000 virus," kata Alvin Leonardo, penciptanya. Blue Atom juga mendapat predikat bintang 4 dari skala 5 di Softpedia. Bintang 4 hingga 5 masuk kategori very good. Di situs-situs lain, Blue Atom mendapat pengakuan dengan predikat bintang 5 (very good). Mulai Soft 82, Windows 7 Download, Top 4 Download, Best Freeware Download, Best Vista Download, hingga Best Software 4 Download.

Atas kecanggihan Blue Atom, Alvin Leonardo kini dikenal di kalangan pencipta antivirus, lokal maupun internasional. Padahal, Alvin masih bocah. Umurnya 14 tahun. Ia anak tunggal pasangan Surja Mutiara dan Muliani Tedjo Kusuma. Kini Alvin tercatat sebagai siswa kelas III SMP Katolik Stella Maris, Surabaya.
Dibandingkan dengan antivirus yang lain, Blue Atom memiliki sejumlah keunggulan. Selain berkapastias kecil, Blue Atom juga dapat diaplikasikan pada semua jenis komputer dengan spesifikasi paling sederhana sekalipun. Kemampuannya mendeteksi virus mencakup 400.000 virus, baik virus produk lokal maupun internasional.

Alvin mengenal komputer sejak usia empat tahun. Adalah sang ayah yang bekerja sebagai electronic designer dan sang ibu yang seorang guru bahasa Inggris yang mengenalkan Alvin dengan komputer. Awalnya sekadar main game. "Lama-lama main game bosan juga," katanya.

Kebosanan Alvin mulai pudar ketika kedua orangtuanya membelikan seperangkat komputer bekas. Dia mencoba membuka dan mengutak-atik beberapa program dalam komputer bekas yang kebetulan masih aktif itu. Salah satu yang cukup mencuri perhatiannya adalah program Visual Basic. "Program ini apa, ya? Bagaimana cara menjalankannya?" Alvin menuturkan awal dirinya tertarik pada pemrograman.

Visual Basic adalah salah satu bahasa pemrograman komputer. Bahasa pemrograman adalah perintah-perintah yang dimengerti komputer untuk melakukan tugas-tugas tertentu. Bahasa pemrograman Visual Basic, yang dikembangkan Microsoft sejak 1991, merupakan pengembangan dari pendahulunya, yaitu bahasa pemrograman BASIC (Beginner`s All-purpose Symbolic Instruction Code), yang dikembangkan pada era 1950-an.

Alvin kecanduan mengutak-atik program Visual Basic. Ia pun minta orangtuanya membelikan buku-buku tentang program Visual Basic. Dari buku-buku itu, Alvin memulai pertualangannya di dunia programming. Ini terjadi ketika ia mulai masuk kelas I SMP. Hampir enam bulan ia mempelajari program Visual Basic secara otodidak. "Hampir semua metode Visual Basic saya kuasai, mulai tingkat dasar sampai remastering," tuturnya.

Begitu menguasai program Visual Basic, Alvin menciptakan antivirus. Idenya berawal ketika teman-temannya mengeluh karena flashdisk atau komputer mereka terinfeksi virus. "Sejak saat itu, saya mulai coba-coba membuat antivirus sendiri," kata penggemar matematika itu. Penguasaan Alvin terhadap Visual Basic sangat berguna dalam pembuatan antivirus. Sebab salah satu tujuan program itu memang untuk membuat program lain (compiler).

Menurut bocah kelahiran Surabaya, 19 Oktober 1995, itu, pola penyebaran dan kerja virus secara umum sama. Pada umumnya, penyebarannya melalui flashdisk dan website. "Setelah tersebar, virus itu mencoba bertahan di komputer dan mengganggu pengguna komputer," katanya. Sementara itu, antivirus bertujuan menemukan virus, untuk kemudian menghapusnya. Pola kerjanya: memindai program komputer, menemukan virus, lalu menghapus atau membersihkannya.

Tidak semua antivirus mampu mendeteksi semua jenis virus yang ada. Sebab virus itu bermacam-macam "mereknya". Ada yang buatan lokal, ada pula yang internasional. "Antivirus milik saya perpaduan antara virus lokal dan virus luar negeri," ujarnya.

Alvin mengaku terus berusaha mengembangkan Blue Atom menjadi lebih bagus. Setiap saat ia meng-update antivirusnya dengan memberikan fitur tambahan yang semakin beragam. Blue Atom dilengkapi dengan karantina, clean, dan fitur antivirus untuk game yang disebut game mode. Juga dilengkapi dengan fitur protective flashdisk. "Jadi, flashdisk dijamin aman. Tidak akan kemasukan virus," katanya. Ada pula fitur registry fix secara otomatis.

Antivirus ini gratis. Meng-update-nya pun cukup mudah dan cepat. Sebab kapasitas beban update-nya tidak banyak. "Sekali update tidak sampai 1 megabyte, hanya 0,1 mega," tuturnya. Itulah mengapa Alvin menyebut antivirus buatannya Blue Atom. Blue melambangkan ketenangan, sedangkan atom merupakan bagian terkecil dari semua benda yang melambangkan antivirus berkapasitas mini.

Penerimaan masyarakat terhadap Blue Atom membuat Alvin makin percaya diri untuk terus meningkatkan kemampuannya dalam pembuatan program. Dari sini pula Alvin bercita-cita menjadi programmer. Setiap hari, ia membuka komputer bekasnya itu. "Setiap hari minimal empat jam," katanya. Kini dia masih fokus untuk terus meningkatkan kemampuan antivirusnya.

Kemampuan Alvin dalam bidang komputer, khususnya programming, mengejutkan dewan guru SMP Stella Maris. Mukri Hadi, guru komputer, kaget atas kemunculan Alvin Leonardo di blantika antivirus. "Terus terang saja, kami juga terkejut," ujarnya. Dia tidak tahu bahwa salah satu muridnya mampu menciptakan antivirus. "Alvin itu anaknya pendiam, tidak banyak bicara," ia menambahkan. Alvin juga tidak mengikuti program ekstrakurikuler komputer. Ia lebih memilih program musik. "Makanya, ia lepas dari pantauan kami," katanya.

Dalam pelajaran komputer, Alvin tercatat sebagai siswa yang selalu mendapat nilai 10. Mukri mengetahui Alvin memiliki kemampuan programming ketika mem-browsing program antivirus. Ketika itu, dia mendapatkan nama Alvin Leonardo. "Masak ini murid saya?" tanyanya dalam benak. Kemudian dia menanyakan langsung kepada Alvin. Dari situlah, Mukri mengentahui bahwa Alvin adalah anak berbakat. Menurut Mukri, Alvin memang pendiam, tapi pintar. "Nilai-nilainya selalu bagus, 9 dan 10," ujarnya.

Mukri mengakui, pelajaran komputer di sekolahnya biasa-biasa saja. Acuannya sama dengan sekolah umum lainnya. Kalaupun ada program tambahan, itu hanya diberikan dalam program ekstrakulikuler, termasuk program Visual Basic. Para siswa tidak diajari Visual Basic. "Visual Basic dulu pernah diajarkan, tapi kemudian ditutup karena tidak efektif," katanya.

Berkat kemampuan Alvin, dewan guru, termasuk Mukri, mengevaluasi ulang untuk memberikan program Visual Basic kepada anak didiknya. "Kemampuan Alvin ini akan menjadi inspirasi bagi kami untuk menjadikan Visual Basic sebagai bagian ilmu yang harus dipelajari para siswa," tuturnya.

sumber :

Majalah Gatra

Sabtu, 04 Desember 2010

Kejahatan Komputer di Internet

Kejahatan Komputer di Internet

Pesatnya perkembangan teknologi, terutama internet telah mengubah perilaku dan gaya hidup masyarakat dunia. Keberadaan internet seolah-olah menghilangkan batas antar negara. Informasi begitu mudah mengalir dari satu negara ke negara lainnya. Begitu pula dengan hubungan komunikasi antar negara yang dapat terhubung dalam sekejap mata. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran internet ibarat pedang bermata dua. Karena di satu sisi internet memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan dan peradaban manusia. Namun di sisi yang lain internet menjadi sarana yang efektif untuk melakukan perbuatan melawan hukum.

Terdapat perbedaan pendapat di antara para sarjana mengenai penggunaan istilah yang tepat untuk menggambarkan perbuatan melawan hukum yang timbul dari kehadiran internet. Beberapa istilah yang digunakan antara lain: computer crime, cybercrime, e-crime, hi-tech crime dan electronic crime. Dari kelima istilah tersebut, yang paling sering digunakan ialah computer crime dan cybercrime. Kedua istilah ini pula yang paling diperdebatkan.

Dari penjelasan yang diberikan oleh Nazura Abdul Manap, tampak perbedaan antara computer crime dan cybercrime. Pada computer crime, pelaku terlibat kontak fisik dengan komputer target. Sedangkan pada cybercrime, pelaku tidak bersentuhan langsung dengan komputer target. Pelaku memanfaatkan hubungan internet untuk melakukan aksinya. Hal ini kemudian menyebabkan cybercrime dapat terjadi lintas negara. Dimana pelaku berada di negara A, sedangkan korban berada di negara B, dan kadang melibatkan pihak ketiga (misalnya web hosting) yang berada di negara lain.

Berdasarkan definisi yang diberikan oleh Nazura Abdul Manap, Agus Raharjo menempatkan cybercrime di antara computer crime dan telecommunication crime. Hal ini cukup beralasan. Karena cybercrime memerlukan dua sarana utama, yakni komputer dan jalur telekomunikasi.

Indonesia bukan hanya terkenal sebagai negara terkorup di dunia, melainkan juga negara dengan carder tertinggi di muka bumi, setelah Ukrania. Carder adalah penjahat di internet, yang membeli barang di toko maya (online shoping) dengan memakai kartu kredit milik orang lain.

Sesungguhnya, sebagai media komunikasi yang baru, internet memberikan sejuta manfaat dan kemudahan kepada pemakainya. Namun internet juga mengundang ekses negatif, dalam berbagai tindak kejahatan yang menggloblal. Misalnya, tindak penyebaran produk pornorgrafi, pedofilia, perjudian, sampah (spam), bermacam virus, sabotase, dan aneka penipuan, seperti carding, phising, spamming, dll. Yang gawat, nama negara terseret karenanya

Berikut sejumlah jenis kejahatan via internet

CARDING
Carding adalah berbelanja menggunakan nomor dan identitas kartu kredit orang lain, yang diperoleh secara ilegal, biasanya dengan mencuri data di internet. Sebutan pelakunya adalah Carder. Sebutan lain untuk kejahatan jenis ini adalah cyberfroud alias penipuan di dunia maya.

Menurut riset Clear Commerce Inc, perusahaan teknologi informasi yang berbasis di Texas – AS , Indonesia memiliki carder terbanyak kedua di dunia setelah Ukrania.

Sebanyak 20 persen transaksi melalui internet dari Indonesia adalah hasil carding.

Akibatnya, banyak situs belanja online yang memblokir IP atau internet protocol (alamat komputer internet) asal Indonesia. Kalau kita belanja online, formulir pembelian online shop tidak mencantumkan nama negara Indonesia. Artinya konsumen Indonesia tidak diperbolehkan belanja di situs itu.

Menurut pengamatan ICT Watch, lembaga yang mengamati dunia internet di Indonesia, para carder kini beroperasi semakin jauh, dengan melakukan penipuan melalui ruang-ruang chatting di mIRC. Caranya para carder menawarkan barang-barang seolah-olah hasil carding-nya dengan harga murah di channel. Misalnya, laptop dijual seharga Rp 1.000.000. Setelah ada yang berminat, carder meminta pembeli mengirim uang ke rekeningnya. Uang didapat, tapi barang tak pernah dikirimkan.

HACKING
Hacking adalah kegiatan menerobos program komputer milik orang/pihak lain. Hacker adalah orang yang gemar ngoprek komputer, memiliki keahlian membuat dan membaca program tertentu, dan terobsesi mengamati keamanan (security)-nya.Hacker memiliki wajah ganda; ada yang budiman ada yang pencoleng.

Hacker Budiman memberi tahu kepada programer yang komputernya diterobos, akan adanya kelemahan-kelemahan pada program yang dibuat, sehingga bisa “bocor”, agar segera diperbaiki. Sedangkan, hacker pencoleng, menerobos program orang lain untuk merusak dan mencuri datanya.

CRACKING
Cracking adalah hacking untuk tujuan jahat. Sebutan untuk cracker adalah hacker bertopi hitam (black hat hacker). Berbeda dengan carder yang hanya mengintip kartu kredit, cracker mengintip simpanan para nasabah di berbagai bank atau pusat data sensitif lainnya untuk keuntungan diri sendiri.

Meski sama-sama menerobos keamanan komputer orang lain,hacker lebih fokus pada prosesnya. Sedangkan cracker lebih fokus untuk menikmati hasilnya.

Pekan lalu, FBI bekerja sama dengan polisi Belanda dan polisiAustralia menangkap seorang cracker remaja yang telah menerobos 50 ribu komputer dan mengintip 1,3 juta rekening berbagai bank di dunia. Dengan aksinya, cracker bernama Owen Thor Walker itu telah meraup uang sebanyak Rp1,8 triliun. Cracker 18 tahun yang masih duduk di bangku SMA itu tertangkap setelah aktivitas kriminalnya di dunia maya diselidiki sejak 2006.

DEFACING
Defacing adalah kegiatan mengubah halaman situs/website pihak lain, seperti yang terjadi pada situs Menkominfo dan Partai Golkar, BI baru-baru ini dan situs KPU saat pemilu 2004 lalu. Tindakan deface ada yang semata-mata iseng, unjuk kebolehan, pamer kemampuan membuat program, tapi ada juga yang jahat, untuk mencuri data dan dijual kepada pihak lain.

PHISING
Phising adalah kegiatan memancing pemakai komputer di internet (user) agar mau memberikan informasi data diri pemakai (username) dan kata sandinya (password) pada suatu websiteyang sudah di-deface. Phising biasanya diarahkan kepada pengguna online banking. Isian data pemakai dan password yang vital yang telah dikirim akhirnya akan menjadi milik penjahat tersebut dan digunakan untuk belanja dengan kartu kredit atau uang rekening milik korbannya.

SPAMMING
Spamming adalah pengiriman berita atau iklan lewat surat elektronik (e-mail) yang tak dikehendaki. Spam sering disebut juga sebagai bulk email atau junk e-mail alias “sampah”. Meski demikian, banyak yang terkena dan menjadi korbannya. Yang paling banyak adalah pengiriman e-mail dapat hadiah, lotere, atau orang yang mengaku punya rekening di bank di Afrika atau Timur Tengah, minta bantuan netters untuk mencairkan, dengan janji bagi hasil.

Kemudian korban diminta nomor rekeningnya, dan mengirim uang/dana sebagai pemancing, tentunya dalam mata uang dolar AS, dan belakangan tak ada kabarnya lagi. Seorang rektor universitas swasta di Indonesia pernah diberitakan tertipu hingga Rp1 miliar dalam karena spaming seperti ini.

MALWARE
Malware adalah program komputer yang mencari kelemahan dari suatu software. Umumnya malware diciptakan untuk membobol atau merusak suatu software atau operating system. Malware terdiri dari berbagai macam, yaitu: virus, worm, trojan horse, adware, browser hijacker, dll. Di pasaran alat-alat komputer dan toko perangkat lunak (software) memang telah tersedia antispam dan anti virus, dan anti malware .

Meski demikian, bagi yang tak waspadai selalu ada yang kena. Karena pembuat virus dan malware umumnya terus kreatif dan produktif dalam membuat program untuk mengerjai korban-korbannya.