Blue Atom Antivirus banyak digemari pengguna komputer. Selain karena ukurannya mini, 2,5 megabyte (MB), kemampuannya mendeteksi virus juga tak kalah dari antivirus lainnya. Blue Atom kemudian dikembangkan semakin canggih, dan namanya berubah menjadi Blue Atom Antivirus 2010 Hybrid System 2.00.08. Memorinya pun bertambah menjadi 4,8 MB. Dalam situs Softpedia.com, Blue Atom telah diunduh 17.561 pengguna, Jumat pekan lalu.
Blue Atom mendapat garansi 100% clean dari Softpedia pada 19 Oktober lalu. "Bisa mendeteksi hingga 400.000 virus," kata Alvin Leonardo, penciptanya. Blue Atom juga mendapat predikat bintang 4 dari skala 5 di Softpedia. Bintang 4 hingga 5 masuk kategori very good. Di situs-situs lain, Blue Atom mendapat pengakuan dengan predikat bintang 5 (very good). Mulai Soft 82, Windows 7 Download, Top 4 Download, Best Freeware Download, Best Vista Download, hingga Best Software 4 Download.
Atas kecanggihan Blue Atom, Alvin Leonardo kini dikenal di kalangan pencipta antivirus, lokal maupun internasional. Padahal, Alvin masih bocah. Umurnya 14 tahun. Ia anak tunggal pasangan Surja Mutiara dan Muliani Tedjo Kusuma. Kini Alvin tercatat sebagai siswa kelas III SMP Katolik Stella Maris, Surabaya.
Dibandingkan dengan antivirus yang lain, Blue Atom memiliki sejumlah keunggulan. Selain berkapastias kecil, Blue Atom juga dapat diaplikasikan pada semua jenis komputer dengan spesifikasi paling sederhana sekalipun. Kemampuannya mendeteksi virus mencakup 400.000 virus, baik virus produk lokal maupun internasional.
Alvin mengenal komputer sejak usia empat tahun. Adalah sang ayah yang bekerja sebagai electronic designer dan sang ibu yang seorang guru bahasa Inggris yang mengenalkan Alvin dengan komputer. Awalnya sekadar main game. "Lama-lama main game bosan juga," katanya.
Kebosanan Alvin mulai pudar ketika kedua orangtuanya membelikan seperangkat komputer bekas. Dia mencoba membuka dan mengutak-atik beberapa program dalam komputer bekas yang kebetulan masih aktif itu. Salah satu yang cukup mencuri perhatiannya adalah program Visual Basic. "Program ini apa, ya? Bagaimana cara menjalankannya?" Alvin menuturkan awal dirinya tertarik pada pemrograman.
Visual Basic adalah salah satu bahasa pemrograman komputer. Bahasa pemrograman adalah perintah-perintah yang dimengerti komputer untuk melakukan tugas-tugas tertentu. Bahasa pemrograman Visual Basic, yang dikembangkan Microsoft sejak 1991, merupakan pengembangan dari pendahulunya, yaitu bahasa pemrograman BASIC (Beginner`s All-purpose Symbolic Instruction Code), yang dikembangkan pada era 1950-an.
Alvin kecanduan mengutak-atik program Visual Basic. Ia pun minta orangtuanya membelikan buku-buku tentang program Visual Basic. Dari buku-buku itu, Alvin memulai pertualangannya di dunia programming. Ini terjadi ketika ia mulai masuk kelas I SMP. Hampir enam bulan ia mempelajari program Visual Basic secara otodidak. "Hampir semua metode Visual Basic saya kuasai, mulai tingkat dasar sampai remastering," tuturnya.
Begitu menguasai program Visual Basic, Alvin menciptakan antivirus. Idenya berawal ketika teman-temannya mengeluh karena flashdisk atau komputer mereka terinfeksi virus. "Sejak saat itu, saya mulai coba-coba membuat antivirus sendiri," kata penggemar matematika itu. Penguasaan Alvin terhadap Visual Basic sangat berguna dalam pembuatan antivirus. Sebab salah satu tujuan program itu memang untuk membuat program lain (compiler).
Menurut bocah kelahiran Surabaya, 19 Oktober 1995, itu, pola penyebaran dan kerja virus secara umum sama. Pada umumnya, penyebarannya melalui flashdisk dan website. "Setelah tersebar, virus itu mencoba bertahan di komputer dan mengganggu pengguna komputer," katanya. Sementara itu, antivirus bertujuan menemukan virus, untuk kemudian menghapusnya. Pola kerjanya: memindai program komputer, menemukan virus, lalu menghapus atau membersihkannya.
Tidak semua antivirus mampu mendeteksi semua jenis virus yang ada. Sebab virus itu bermacam-macam "mereknya". Ada yang buatan lokal, ada pula yang internasional. "Antivirus milik saya perpaduan antara virus lokal dan virus luar negeri," ujarnya.
Alvin mengaku terus berusaha mengembangkan Blue Atom menjadi lebih bagus. Setiap saat ia meng-update antivirusnya dengan memberikan fitur tambahan yang semakin beragam. Blue Atom dilengkapi dengan karantina, clean, dan fitur antivirus untuk game yang disebut game mode. Juga dilengkapi dengan fitur protective flashdisk. "Jadi, flashdisk dijamin aman. Tidak akan kemasukan virus," katanya. Ada pula fitur registry fix secara otomatis.
Antivirus ini gratis. Meng-update-nya pun cukup mudah dan cepat. Sebab kapasitas beban update-nya tidak banyak. "Sekali update tidak sampai 1 megabyte, hanya 0,1 mega," tuturnya. Itulah mengapa Alvin menyebut antivirus buatannya Blue Atom. Blue melambangkan ketenangan, sedangkan atom merupakan bagian terkecil dari semua benda yang melambangkan antivirus berkapasitas mini.
Penerimaan masyarakat terhadap Blue Atom membuat Alvin makin percaya diri untuk terus meningkatkan kemampuannya dalam pembuatan program. Dari sini pula Alvin bercita-cita menjadi programmer. Setiap hari, ia membuka komputer bekasnya itu. "Setiap hari minimal empat jam," katanya. Kini dia masih fokus untuk terus meningkatkan kemampuan antivirusnya.
Kemampuan Alvin dalam bidang komputer, khususnya programming, mengejutkan dewan guru SMP Stella Maris. Mukri Hadi, guru komputer, kaget atas kemunculan Alvin Leonardo di blantika antivirus. "Terus terang saja, kami juga terkejut," ujarnya. Dia tidak tahu bahwa salah satu muridnya mampu menciptakan antivirus. "Alvin itu anaknya pendiam, tidak banyak bicara," ia menambahkan. Alvin juga tidak mengikuti program ekstrakurikuler komputer. Ia lebih memilih program musik. "Makanya, ia lepas dari pantauan kami," katanya.
Dalam pelajaran komputer, Alvin tercatat sebagai siswa yang selalu mendapat nilai 10. Mukri mengetahui Alvin memiliki kemampuan programming ketika mem-browsing program antivirus. Ketika itu, dia mendapatkan nama Alvin Leonardo. "Masak ini murid saya?" tanyanya dalam benak. Kemudian dia menanyakan langsung kepada Alvin. Dari situlah, Mukri mengentahui bahwa Alvin adalah anak berbakat. Menurut Mukri, Alvin memang pendiam, tapi pintar. "Nilai-nilainya selalu bagus, 9 dan 10," ujarnya.
Mukri mengakui, pelajaran komputer di sekolahnya biasa-biasa saja. Acuannya sama dengan sekolah umum lainnya. Kalaupun ada program tambahan, itu hanya diberikan dalam program ekstrakulikuler, termasuk program Visual Basic. Para siswa tidak diajari Visual Basic. "Visual Basic dulu pernah diajarkan, tapi kemudian ditutup karena tidak efektif," katanya.
Berkat kemampuan Alvin, dewan guru, termasuk Mukri, mengevaluasi ulang untuk memberikan program Visual Basic kepada anak didiknya. "Kemampuan Alvin ini akan menjadi inspirasi bagi kami untuk menjadikan Visual Basic sebagai bagian ilmu yang harus dipelajari para siswa," tuturnya.
sumber :
Majalah Gatra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar